Kamis, 14 Maret 2019

SILABUS PAUD


BERIKUT INI CONTOH MODEL SILABUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FORMAL



Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian perkembangan  dasar.

Silabus pembelajaran di PAUD Formal  dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.
C. Tujuan
Tujuan pedoman pengembangan silabus, adalah sebagai berikut.
Sebagai acuan bagi guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan silabus .
Sebagai acuan bagi tenaga kependidikan lainnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembinaan kepada guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan silabus
D. Ruang Lingkup.
Pedoman pengembangan silabus PAUD Formal ini mencakup tiga hal,  yaitu:
a. Perencanaan semester
     b. Perencanaan mingguan
     c. Perencanaan harian

T E M A

A. Pengertian Tema
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik  mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
B. Prinsip Penentuan Tema
Penentuan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan peserta didik kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan mereka.
Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi peserta didik.
Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat peserta didi kepada tema-tema yang kurang menarik.
Kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di ingkungan setempat.
C. Langkah Penentuan Tema
Pada awal tahun pelajaran,  penentukan tema yang akan dibahas dalam satu tahun sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat. Beberapa dalam menentukan tema :
1. Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan  indikator dalam standar isi
2. Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3. Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema ebih terurai.
4. Memilih sub tema yang sesuai.
D. Tema
1. Diri Sendiri
2. Lingkunganku
3. Kebutuhanku
4. Binatang
5. Tanaman
6. Rekreasi
7. Pekerjaan
8. Air, Udara, dan Api
9. Alat Komunikasi
10. Tanah Airku
11. Alam Semesta

Tema-tema di atas merupakan contoh dan dapat dibuat tema lain atau  dikembangkan berdasarkan kondisi daerah dan kemampuan masing-masing lembaga sesuai dengan prinsip-prinsip penentuan tema, demikian pula dalam penentuan perkiraan waktu untuk setiap tema.

Selain tema-tema tersebut di atas, apabila terjadi peristiwa atau kejadian di sekitar anak pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu.

PENGEMBANGAN SILABUS

    A.  Perencanaan Semester
Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.

Langkah-langkah pengembangan program semester, sebagai berikut:
Mempelajari dokumen Kurikulum, yakni  dan standar perkembangan dasar.
Menentukan tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester.
Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema.
Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan sub-sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan.


Berikut ini disajikan contoh tema dan alokasi waktu

Tema Semester 1

No. Tema            Perkiraan Waktu*
1 Diri Sendiri           3 minggu
2 Lingkunganku  4 minggu
3 Kebutuhanku.     4 minggu
4 Binatang              3 minggu
5 Tanaman              3 minggu
JUMLAH                 17 minggu

Tema Semester 2

No. Tema               Alokasi Waktu
1 Rekreasi                  4 minggu
2 Pekerjaan              3 minggu
3 Air, udara, dan api  2 minggu
4 Alat komunikasi     2 minggu
5 Tanah airku             3 minggu
6 Alam semesta3 minggu
JUMLAH                   17 minggu

Catatan:
Antara minggu ke-8 dan ke-9 pada semester I dan II diadakan kegiatan tengah semester selama 4 hari, misalnya kegiatan pekan olah raga dan seni (Porseni), karyawisata/rekreasi, lomba kreatifitas, bazaar, dan kegiatan lainnya.
Kegiatan tengah semester ini dimaksudkan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreatifitas peserta didik dalam rangka pengembangan pendidikan anak seutuhnya.

B. Perencanaan Mingguan

Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.
Perencanaan mingguan dapat disusun dalam bentuk, antara lain satuan kegiatan mingguan (SKM) model pembelajaran kelompok,  dengan kegiatan pengaman, satuan kegiatan mingguan (SKM) model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan  dan satuan kegiatan mingguan  (SKM)  model pembelajaran berdasarkan minat.

1. SKM model pembelajaran kelompok dengan  kegiatan pengaman

a. Komponen SKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman  adalah sebagai berikut:
Tema dan sub tema.
Alokasi waktu.
Aspek pengembangan.
Kegiatan per aspek pengembangan.

b. Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:
Menjabarkan tema dan merinci subtema.
Membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
Menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan pada bidang pengembangan dalam program semester.

2. SKM model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan

a. Komponen SKM model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan adalah sebagai berikut:
Tema dan sub tema.
Alokasi waktu.
Aspek pengembangan.
Kegiatan per aspek pengembangan.

b. Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan adalah sebagai berikut:
menjabarkan tema dan merinci subtema.
membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area

   3.     SKM model pembelajaran berdasarkan minat

a.   Komponen SKM model pembelajaran berdasarkan minat  adalah sebagai berikut:
Tema dan sub tema.
Alokasi waktu.
Aspek pengembangan.
Kegiatan per aspek pengembangan.

b. Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran berdasarkan minat adalah sebagai berikut:
menjabarkan tema dan merinci subtema.
membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area

C. Perencanaan Harian

Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.

Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual/ kelompok.

Istirahat/Makan  merupakan kegiatan yang digunakan untuk  mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan  bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini disesuaikan dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu kemudian makan.

Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.

Satuan kegiatan harian (SKH) dapat disusun dalam bentuk, antara lain SKH model pembelajaran kelompok, SKH pembelajaran berdasarkan minat dengan sudut kegiatan, dan SKH pembelajaran berdasarkan minat dengan area.
 
1.  SKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman
       
a. Komponen SKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah  sebagai berikut:
Hari, tanggal, waktu.
Indikator.
Kegiatan pembelajaran.
Alat/sumber belajar.
Penilaian perkembangan peserta didik.

b. Langkah-langkah penyusunan SKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:
Memilih kegiatan yang sesuai dalam SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan indikator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan.
Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam SKH.
Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Menyediakan alat – alat  kegiatan pengaman dimana alat-alat tersebut tidak sama dengan alat-alat pada kegiatan inti.
Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indikator.

2.  SKH model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan
 
a. Komponen SKH model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan sebagai berikut:
Hari, tanggal, waktu.
Indikator.
Kegiatan pembelajaran.
Alat/sumber belajar.
Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.

b. Langkah-langkah penyusunan SKH dengan sudut kegiatan  sebagai berikut:
Memilih dan menata kegiatan ke dalam SKH.
Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan sudut kegiatan  yang.      akan dilaksanakan.
Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.
3.  SKH model pembelajaran berdasarkan minat
a. Komponen SKH model pembelajaran berdasarkan minat sebagai berikut:
Hari, tanggal, waktu.
Indikator.
Kegiatan pembelajaran.
Alat/sumber belajar.
Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.

b. Langkah-langkah penyusunan SKH berdasarkan minat sebagai berikut:
Memilih kegiatan yang sesuai dengan SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan Indikator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan.
Merumuskan  kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam SKH.
Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajarn disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
Memilih kegiatan dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
Memiih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator

Dalam penyusunan dan pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah, dan kondisi daerah.  Daerah tingkat II dan  sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan proses dan hasil kegiatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan silabus dapat dilakukan oleh pendidik/guru PAUD formal secara perseorangan atau berkelompok melalui kelompok kerja guru (KKG) di gugus TK / RA / BA , atau dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan setempat terutama dalam penyusunan dan pengembangan program semester dan program mingguan. Akan tetapi dalam penyusunan dan pengembangan program harian harus disusun oleh setiap pendidik/guru PAUD formal dalam mengelola pembelajaran di kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar